Friday 13 February 2015

LP Harga Diri Rendah



HARGA DIRI RENDAH



A.      Masalah Utama
Harga diri rendah.

B.       Proses Terjadinya Masalah
1.    Definisi
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.Pencapaian ideal diri atau cita – cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia.(Budi Ana Keliat, 1998).Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998: 227).Menurut Townsend (1998: 189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negataif baik langsung maupun tidak langsung.
Dari pendapat pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang di ekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

2.    Rentang Respon
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995).Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.
                  
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
 

Respon adaptif                                                              Respon maladaptif

 
 
Aktualisasi       Konsep diri                Harga diri      Kerancuan        Depersonalisasi
     Diri                 positif                            rendah                      identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
  Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatifterhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasagagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
a.              Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang megancam.
b.             Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran :
1)             Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
2)             Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah dapat terjadi secara:
a.              Situasional, yaitu terjadinya trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara dan lain-lain).Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
1)        Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2)        Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
3)        Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya : berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.

b.             Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit daan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

3.    Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurang system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik negative disfungsi system keluarga sesta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Towsand, M.C, 1998: 366).
Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan, individu yang mempunyai koping tidak efektif akan menunjukan ketidak mampuan dalam menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tumtutan hidup serta peran yang dihadapi. Adanya koping individu yang tidak efektif sering ditunjukkan dengan perilaku (Carpenito L.J, 1998: 83; Towsand, M.C, 1998: 313) sebagai berikut :
Data Subjektif :
a.         Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta bantuan
b.        Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan
c.         Mengungkapkan ketidak mampuan menjalankan peran
Data Objektif
a.         Perubahan partisipasi dalam masyarakat
b.        Peningkatan ketergantungan
c.         Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan sendiri
d.        Menolak mengikuti aturan yang berlaku
e.         Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain
f.         Memanipulasi verbal perubahan dan pola komunikasi
g.        Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
h.        Penyalah gunaan obat terlarang

4.    Manifestasi Klinis
Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1998: 20); perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:
Data subjektif:
a.         Mengkritik diri sendiri atau orang lain
b.        Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
c.         Perasaan tidak mampu
d.        Rasa bersalah
e.         Sikap negatif pada diri sendiri
f.         Sikap pesimis pada kehidupan
g.        Keluhan sakit fisik
h.        Pandangan hidup yang terpolarisasi
i.          Menolak kemampuan diri sendiri
j.          Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
k.        Perasaan cemas dan takut
l.          Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif
m.      Mengungkapkan kegagalan pribadi
n.        Ketidak mampuan menentukan tujuan

Data objektif:
a.         Produktivitas menurun
b.        Perilaku destruktif pada diri sendiri
c.         Perilaku destruktif pada orang lain
d.        Penyalahgunaan zat
e.         Menarik diri dari hubungan social
f.         Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
g.        Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
h.        Tampak mudah tersinggung/mudah marah

5.    Akibat
Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial: menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DepKes RI, 1998:336). Isolasi Sosial menarik diri sering ditunjukkan dengan perilaku antara lain:
Data subjektif
a.         Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan/pembicaraan
b.        Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c.         Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data Objektif
a.         Kurang spontan ketika diajak bicara
b.        Apatis
c.         Ekspresi wajah kosong
d.        Menurun/tidak adanya komunikasi verbal
e.         Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

C.      Pohon Masalah
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurang system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik negatif disfungsi system keluarga sesta terfiksasi pada tahap perkembangan awal.Koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidak mampuan dalam menangani stresos internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidak adekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif).Koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran.


Pohon Masalah Harga Diri Rendah (Keliat, 1999)
Etiologi
Core problem
Akibat
Kurang umpan balik positif
Koping individu yang tidak efektif
Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri
Kurang sistem pendukung
Kemunduran perkembangan ego
Pengulangan umpan balik negatif disfungsi sistem keluarga
Terfiksasi pada tahap perkembangan awal
Tidak dapat memecahkan masalah terhadap tuntutan hidup serta peran yang dihadapi
Menarik diri
Gangguan interaksi sosial
Harga Diri Rendah


D.      Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1.    Gangguan interaksi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji
a.         Lebih banyak diam
b.        Lebih suka menyendiri/ hubungan interpersonal kurang
c.         Personal hygiene kurang
d.        Merasa tidak nyaman diantara orang
e.         Tidak cukupnya ketrampilan social
f.         Berkurangnya frekwensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi

2.    Gangguan konsep diri harga diri rendah
a.         Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
b.        Klein mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain
c.         Merusak diri sendiri dan merusak orang lain
d.        Ekspresi malu dan menarik diri dari hubungan sosial
e.         Tampak mudah tersinggung
f.         Tidak mau makan dan tidak tidur
g.        Tampak ketergantungan pada orang lain
h.        Tampak sedih dan tida melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan
i.          Wajah tampak murung dan ekspresi wajah kosong,
j.          Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
k.        Suara pelan  dan  tidak jelas
l.          Hanya  memberi  jawaban singkat (ya/tidak)
m.      Menghindar ketika didekati

3.    Koping individu tidak efektif
a.         Masalah yang di hadapi pasien (sumber koping)
b.        Strategi dalam menghadapi masalah
c.         Status emosi pasien

E.       Diagnosa Keperawatan yang Lazim
1.    Gangguan interaksi sosial: menarik diri
2.    Gangguan konsep diri: harga diri rendah

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Tgl
No.Dx
Dx Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi

1.
Isolasi sosial
TUM: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

TUK:
1.    Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
1.    Setelah … kali interaksi, klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada/terhadap perawat:
o  Wajah cerah, tersenyum
o  Mau berkenalan
o  Ada kontak mata
o  Bersedia menceritakan perasaan
o  Bersedia mengungkapkan masalahnya
1.    Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:
      Beri salam saat berinteraksi
      Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan
      Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
      Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
      Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
      Buat kontrak interaksi yang jelas
      Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien



2.    Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
2.    Setelah … kali interaksi, klien menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri:
o  Diri sendiri
o  Orang lain
o  Lingkungan
2.1. Tanyakan pada klien tentang:
      Orang yang tinggal serumah/teman sekamar klien
      Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ruang perawatan
      Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
      Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/ruang perawatan
      Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
      Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
2.2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain
2.3.Beri pujian terhadap kemampuan klien menggunakan perasaannya



3.    Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri
3.     Setelah … kali interaksi, klien menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya:
o  Banyak teman
o  Tidak kesepian
o  Bisa berdiskusi
o  Saling menolong dan kerugian menarik diri, misalnya:
·      Sendiri
·      Kesepian
·      Tidak bisa diskusi
3.1.Tanyakan pada klien tentang:
      Manfaat hubungan social
      Kerugian menarik diri
3.2.Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan social dan kerugian menarik diri
3.3.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya



4.    Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
4.     Setelah … kali interaksi, klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan:
o  Perawat
o  Perawat lain
o  Klien lain
o  kelompok
4.1.Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial
4.2.Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan/berkomunikasi dengan:
      Perawat lain
      Klien lain
      Kelompok
4.3.Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4.4.Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
4.5.Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
4.6.Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan



5.    Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial
5.     Setelah … kali interaksi, klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan social dengan:
o    Orang lain
o    Kelompok
5.1.Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan social dengan:
      Orang lain
      Kelompok
5.2.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya



6.    Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
1.1.  Setelah … kali pertemuan, klien dapat menjelaskan tentang:
o    Pengertian menarik diri
o    Tanda dan gejala menarik diri
o    Penyebab dan akibat menarik diri
o    Cara merawat menarik diri
1.2.  Setelah … kali pertemuan, klien dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri.
6.1.Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku menarik diri
6.2.Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri
6.3.Jelaskan pada keluarga tentang:
      Pengertian menarik diri
      Tanda dan gejala menarik diri
      Penyebab dan akibat menarik diri
      Cara merawat menarik diri
6.4.Latih keluarga cara merawat klien menarik diri.
6.5.Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
6.6.Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
6.7.Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah sakit



7.    Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
7.1.  Setelah … kali interaksi klien menyebutkan:
o  Manfaat minum obat
o  Kerugian tidak minum obat
o  Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat
7.2.  Setelah … kali interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
7.3.  Setelah … kali interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
7.1.  Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
7.2.  Pantau klien saat penggunaan obat
7.3.  Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
7.4.  Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
7.5.  Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


Daftar Pustaka



Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback.(1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan.5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
DepKes RI, (1989). Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Skizofrenia, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998).Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3, EGC, Jakarta.
Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.








No comments:

Post a Comment