Wednesday, 11 February 2015

LAPORAN PENDAHULUAN PROSES MENUA



LAPORAN  PENDAHULUAN PROSES  MENUA
KEPERAWATAN GERONTIK  


Di Ruang Pelayanan Khusus Wanita PSTW Budi Sejahtera Landasan Ulin Banjarbaru












OLEH

BAIHAQI, S.Kep
NPM. 14149013004









SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS B
2014



LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

A.    Pengertian Lansia
Masa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter & Perry, 2005).
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).

B.     Proses Menua
Proses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami dan pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang (Nugroho, 2000).
      Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).

C.    Teori Proses Menua
Teori proses menua menurut Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut :
Ø Teori Biologis
1.      Teori radikal bebas
Radikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. Normalnya radikal bebas akan  dihancurkan oleh enzim pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan berakumulasi di dalam organ tubuh. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti kendaraan bermotor, radiasi, sinar ultraviolet, mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen pada proses penuaan. Radikal bebas tidak mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang molekul, akan terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuannya untuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA. Lipofusin, yang menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas.
2.      Teori cross-link
Teori cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan regiditas sel, cross-linkage diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan senyawa antara melokul-melokul yang normalnya terpisah (Ebersole & Hess, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).
3.      Teori imunologis
Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.perubahan sistem imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri.

Ø  Teori Psikososial
1.      Teori Disengagement (Penarikan Diri)
Teori ini menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat dan tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.

2.      Teori Aktivitas
Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang kehidupan.
3.      Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan kualitas hidup.

D.    Tugas Perkembangan Lansia
Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarga yaitu:
§  Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya.
§  Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan hidupnya, keluarga, dan teman.
§  Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan status kesehatan dan ekonomi
§  Menyiapkan pendapatan yang memadai
§  Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal
§  Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif
§  Memelihara kebersihan diri
§  Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman
§  Memelihara keterlibatan sosial, sipil dan politisi
§  Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan status
§  Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan
§  Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit diri dan pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang disayangi; menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi
§  Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan dalam filosofi atau agama.
E.     Batasan Lanjut Usia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologymania, 2013  batasan lanjut usia meliputi :
·      Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.
·      Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
·      Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
·      Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

F.     Pathway Proses Menua






































G.    Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 yaitu:
1.    Perubahan Organik
a)        Jumlah jaringan ikat dan kolagen meningkat.
b)        Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital lainnya menghilang.
c)        Jumlah sel yang berfungsi normal menurun.
d)       Jumlah lemak meningkat.
e)        Penggunaan oksigen menurun.
f)         Selama istirahat, jumlah darah yang dipompakan menurun.
g)        Jumlah udara yang diekspirasi paru lebih sedikit.
h)        Ekskresi hormon menurun.
i)          Aktivitas sensorik dan persepsi menurun
j)          Penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat menurun.
k)        Lumen arteri menebal

2.    Sistem Persarafan
Tanda:
a)      Penurunan jumlah neuron dan peningkatan ukuran dan jumlah sel neuroglial.
b)      Penurunan syaraf dan serabut syaraf.
c)      Atrofi otak dan peningkatan ruang mati dalam kranim
d)     Penebalan leptomeninges di medulla spinalis.
Gejala:
a)      Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera serebrovaskuler, parkinsonisme
b)      Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambat
c)      Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedang
d)     Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah pendek, dan menekukke depan
e)      Peningkatan risiko hemoragi sebelum muncul gejala

3.        Sistem Pendengaran.
Tanda :
a)    Hilangnya neuron auditorius
b)   Kehilangan pendengaran dari frekuensi tinggi ke frekuensi rendah
c)    Peningkatan serumen
d)   Angiosklerosis telinga
Gejala
a)      Penurunan ketajaman pendengaran dan isolasi social (khususnya, penurunan kemampuan untuk mendengar konsonan)
b)      Sulit mendengar, khususnya bila ada suara latar belakang yang mengganggu, atau bila percakapan cepat.
c)      Impaksi serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

4.        Sistem Penglihatan
Tanda :
a)        Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut
b)        Penumpukan pigmen.
c)        Penurunan kecepatan gerakan mata.
d)       Atrofi otot silier.
e)        Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensa
f)         Penurunan sekresi air mata. 
Gejala :
a)      Penurunan ketajaman penglihatan,lapang penglihatan, dan adaptasi terhadap terang/gelap
b)      Peningkatan kepekaan terhadap cahaya yang menyilaukan
c)      Peningkatan insiden glaucoma
d)     Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan kejadian jatuh
e)      Kurang dapat membedakan warna biru, hijau,dan violet
f)       Peningkatan kekeringandan iritasi mata.

5.        Sistem Kardiovaskuler
Tanda :
a)        Atrofi serat otot yang melapisi endokardium
b)        Aterosklerosis pembuluh darah
c)        Peningkatan tekanan darah sistolik.
d)       Penurunan komplian ventrikel kiri.
e)        Penurunan jumlah sel pacemaker
f)         Penurunan kepekaan terhadap baroreseptor.
Gejala:
a)      Peningkatan tekanan darah
b)      Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4 terdengar
c)      Peningkatan aritmia
d)     Peningkatan resiko hipotensi pada perubahan posisi
e)      Menuver valsava dapat menyebabkan penurunan tekanan darah
f)       Penurunan toleransi

6.        Sistem Respirasi
Tanda:
a)        Penurunan elastisitas jaringan paru.
b)        Kalsifikasi dinding dada.
c)        Atrofi silia.
d)       Penurunan kekuatan otot pernafasan.
e)        Penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2).
Gejala:
a)      Penurunan efisiensi pertukaran ventilasi
b)      Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan atelektasis
c)      Peningkatan resiko aspirasi
d)     Penurunan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia
e)      Peningkatan kepekaan terhadap narkotik

7.        Sistem Gastrointestinal
          Tanda:
a)        Penurunan ukuran hati.
b)        Penurunan tonus otot pada usus.
c)        Pengosongan esophagus makin lambat
d)       Penurunan sekresi asam lambung.
e)        Atrofi lapisan mukosa
Gejala:
a)      Perubahan asupan akibat penurunan nafsu makan
b)      Ketidaknyamanan setelah makan karena jalannya makanan melambat
c)      Penurunan penyerapan kalsium dan besi
d)     Peningkatan resiko konstipasi, spasme esophagus, dan penyakit divertikuler

8.         Sistem Reproduksi
Tanda:
a)        Atrofi dan fibrosis dinding serviks dan uterus
b)        Penurunan elastisitas vagina dan lubrikasi
c)        Penurunan hormone dan oosit.
d)       Involusi jaringan kelenjar mamae.
e)        Poliferasi jaringan stroma dan glandular
Gejala : 
a)      kekeringan vagina dan rasa terbakar dan nyeri saat koitus
b)      penurunan volume cairan semina dan kekuatan ejakulasi
c)      penurunan elevasi testis
d)     hipertrofi prostat
e)      jaringan ikat payudara digantikan dengan jaringan lemak, sehingga pemeriksaan payudara lebih mudah dilakukan

9.        Sistem Perkemihan
          Tanda:
a)        Penurunan masa ginjal
b)        Tidak ada glomerulus
c)        Penurunan jumlah nefron yang berfungsi
d)       Perubahan dinding pembuluh darah kecil
e)        Penurunan tonus otot kandung kemih
Gejala:
a)      Penurunan GFR
b)      Penurunan kemampuan penghematan natrium
c)      Peningkatan BUN
d)     Penurunan aliran darah ginjal
e)      Penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan urin residual
f)       Peningkatan urgensi

10.    Sistem Endokrin
Tanda:
a)        Penurunan testosterone, hormone pertumbuhan, insulin, androgen, aldosteron, hormone tiroid
b)        Penurunan termoregulasi
c)        Penurunan respons demam
d)       Peningkatan nodularitas dan fibrosis pada tiroid
e)        Penurunan laju metabolic basal
Gejala:
a)      Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti pembedahan
b)      Penurunan berkeringat dan menggigil dan pengaturan suhu
c)      Penurunan respons insulin, toleransi glukosa
d)     Penurunan kepekaan tubulus ginjal terhadap hormone antidiuretik
e)      Penambahan berat badan
f)       Peningkatan insiden penyakit tiroid

11.    Sistem Kulit Integumen
       Tanda:
a)      Hilangnya ketebalan dermis dan epidermis
b)      Pendataran papilla
c)      Atrofi kelenjar keringat
d)     Penurunan vaskularisasi
e)      Cross-link kolagen
f)       Tidak adanya lemak sub kutan
g)      Penurunan melanosit
h)      Penurunan poliferasi dan fibroblas
Gejala:
a)      Penipisan kulit dan rentan sekali robek
b)      Kekeringan dan pruritus
c)      Penurunan keringat dan kemampuan mengatur panas tubuh
d)     Peningkatan kerutan dan kelemahan kulit
e)      Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan menyebabkan timbulnya nyeri
f)       Penyembuhan luka makin lama

12.    Sistem Muskuloskletal
Tanda:  
a)    Penurunan massa otot
b)   Penurunan aktivitas myosin adenosine tripospat
c)    Perburukan dan kekeringan pada kartilago sendi
d)   Penurunan massa tulang dan aktivitas osteoblast
Gejala:
a)      Penurunan kekuatan otot
b)      Penurunan densitas tulang
c)      Penurunan tinggi badan
d)     Nyeri dan kekakuan pada sendi
e)      Peningkatan risiko fraktur
f)       Perubahan cara berjalan dan postur
H.    Pemeriksaan Penunjang
Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
1.        Pemerikasaan hematologi rutin
2.        Urin rutin
3.        Glukosa
4.        Profil lipid
5.        Alkalin pospat
6.        Fungsi hati
7.        Fungsi ginjal
8.        Fungsi tiroid
9.        Pemeriksaan feses rutin

I.     Pengkajian
Perawat mengkaji perubahan pada perkembanga fisiologis, kognitif dan perilaku sosial pada lansia

a.         Perubahan fisiologis
§  Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :
Sistem
Temuan Normal
Integumen
Warna kulit
Pigmentasi berbintik/bernoda diarea yang terpajan sinar matahari, pucat meskipun tidak anemia

Kelembaban
Kering, kondisi bersisik

Suhu
Ekstremitas lebih dingin, penurunan perspirasi

Tekstur
Penurunan elastisitas, kerutan, kondisi berlipat, kendur
Distribusi lemak

Penurunan jumlah lemak pada ekstremitas, peningkatan jumlah diabdomen
Rambut

Penipisan rambut
Kuku

Penurunan  laju pertumbuhan
Kepala dan leher
Kepala
Tulang nasal, wajah menajam, & angular

Mata
Penurunan ketajaman penglihatan, akomodasi, adaptasi dalam gelap, sensivitas terhadpa cahaya

telinga
Penurunan menbedakan nada, berkurangnya reflek ringan, pendengaran kurang

Mulut, faring
Penurunan pengecapan, aropi papilla ujung lateral lidah

leher
Kelenjar tiroid nodular
Thoraxs & paru-paru

Peningkatan diameter antero-posterior, peningkatan rigitas dada, peningkatan RR dengan penurunan ekspansi paru, peningkatan resistensi jalan nafas
Sist Jantung & Vascular

Peningkatan sistolik, perubahan DJJ saat istirahat, nadi perifer mudah dipalpasi, ekstremitas bawah dingin
Payudara

Berkurangnnya jaringan payudara, kondisi menggantung dan mengendur
Sist Pencernaan

Penurunan sekresi keljar saliva, peristatik, enzim digestif, konstppasi
Sist Reproduksi
wanita
Penurunan estrogen, ukuran uterus, atropi vagina

pria
Penurunan testosteron, jumlah sperma, testis
Sist Perkemihan

Penurunan filtrasi renal, nokturia, penurunan kapasitas kandung kemih, inkontenensia

wanita
Inkontenensia urgensi & stress, penurunan tonus otot perineal

pria
Sering berkemih & retensi urine.
Sist muskoloskeletal

Penurunan masa & kekuatan otot, demineralisasi tulang, pemendekan fosa karena penyempitan rongga intravertebral, penurunan mobilitas sendi, rentang gerak
Sistem  Neurologi

Penurunan laju reflek, penurunan kemampuan berespon terhadap stimulus ganda, insomia, periode tidur singkat

·         Pengkajian status fungsional :
Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri.Indeks Katz adalah alat yang secara luas digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis. Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan mengukur efek tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini merentang kekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen dan makan.
§  Tingkat Kemandirian Lansia :
A :   kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian dan mandi
B :     kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari fungsi tambahan
C :     kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D :     kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E :     kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F :     kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil
G :     Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

b.    Perubahan Kognitif
Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul akibat kesalahan konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi perubahan struktur dan fisiologi yang terjadi pada otak selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan adaptif & fungsi secara nyata (ebersole &hess, 1994)

Pengkajian status kognitif
·      SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai orientasi, memori dalam hubungan dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan kemam[uan matematis.
·      MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,perhatian dank kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha 30, dengan nialu 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan leboh lanjut.
·      Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang behubungan dengan depresi. Setiap hal direntang dengan menggunakan skala 4 poin untuk menandakan intensitas gejala
c.       Perubahan psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi pada penuaan.
Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa perubahan biasa terjadi pada mayoritas lansia.
·           Pengkajian Sosial
Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh tingkat
kesehatan dan kesejahteraan lansia. Alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR Keluarga. Instrument disesuaikan untuk digunakan pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-temannya atau dengan keluarga. Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.
A : Adaptation
P : Partnership
G :Growth
A :Affection
R : Resolve
·           Keamanan Rumah
Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk menjamin tidak adanya bahaya yang akan menempatkan  lansia pada resiko cidera. Faktor lingkungan yang harus diperhatikan  :
ü Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari
ü Jalan bersih
ü Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat
ü Alas kaki stabil dan anti slip
ü Kain anti licin atau keset
ü Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi

J.      Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Wilkinson, 2011 (Berdasarkan NANDA 2011)
·         Defisit perawatan diri : berpakaian, makan, eliminasi
·         Gangguan sensori persepsi (tipe penglihatan, pendengaran, taktil, olfaktori)
·         Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
·         Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interpretasi, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, tidak familier dengan sumber informasi
·         Resiko cedera
·         Hambatan interaksi sosial
·         Kerusakan memori













DAFTAR PUSTAKA


Patricia Gonce Morton et.al. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistic ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC

Potter dan Perry. 2005. Fundamental keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Psychologymania. 2012. Pengertian-lansia-lanjut-usia. Diakses pada hari Minggu, 07 Desember 2014. http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-lanjut-usia.html

Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan: diagnose NANDA, intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, ed.9. Alih bahasa, Esty Wahyuningsih; editor edisi bahasa Indonesia, Dwi Widiarti. Jakarta: EGC.







 













No comments:

Post a Comment