LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES MENUA
KEPERAWATAN GERONTIK
Di Ruang Pelayanan Khusus Wanita
PSTW Budi Sejahtera Landasan Ulin Banjarbaru
OLEH
BAIHAQI, S.Kep
NPM. 14149013004
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS B
2014
LAPORAN
PENDAHULUAN
PROSES MENUA
A.
Pengertian Lansia
Masa tua (lansia)
dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter & Perry,
2005).
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya
kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam
hidup. Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia
mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup
berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki
selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa
orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).
B.
Proses Menua
Proses menua merupakan
suatu proses yang wajar, bersifat alami dan pasti akan dialami oleh semua orang
yang dikaruniai umur panjang (Nugroho, 2000).
Penuaan
adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan
yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).
C.
Teori Proses Menua
Teori proses menua menurut
Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut :
Ø Teori Biologis
1.
Teori radikal bebas
Radikal bebas
merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat menyebabkan kerusakan
apabila terjadi akumulasi. Normalnya radikal bebas akan dihancurkan oleh enzim pelindung, namun
beberapa berhasil lolos dan berakumulasi di dalam organ tubuh. Radikal bebas
yang terdapat di lingkungan seperti kendaraan bermotor, radiasi, sinar
ultraviolet, mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen pada proses penuaan. Radikal
bebas tidak mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat menyebabkan
gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang menumpuk di dalam inti
dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang molekul, akan terjadi kerusakan
membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel akumulatif yang pada
akhirnya mengganggu fungsi. Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalam
lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan protein. Peran lipofusin
pada penuaan mungkin kemampuannya untuk mengganggu transportasi sel dan
replikasi DNA. Lipofusin, yang menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah dengan
produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas.
2.
Teori cross-link
Teori
cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin,
komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan regiditas sel,
cross-linkage diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan senyawa antara
melokul-melokul yang normalnya terpisah (Ebersole & Hess, 1994 dalam Potter
& Perry, 2005).
3.
Teori imunologis
Teori
imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses penuaan,
sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap organisme
asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat mudah
mengalami infeksi dan kanker.perubahan sistem imun ini diakibatkan perubahan
pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T intuk
memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun akan
terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan
integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri.
Ø Teori Psikososial
1.
Teori Disengagement (Penarikan Diri)
Teori ini
menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat dan tanggung
jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang
dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari
pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu untuk
mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi harapan
yang belum dicapai.
2.
Teori Aktivitas
Teori ini
berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus
tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti
bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen
kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya
fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas
mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang
kehidupan.
3.
Teori Kontinuitas
Teori
kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari perilaku
yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan
kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan
kualitas hidup.
D.
Tugas Perkembangan Lansia
Menurut Patricia Gonce
Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarga yaitu:
§ Memutuskan dimana dan
bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya.
§ Memelihara hubungan yang
suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan hidupnya, keluarga, dan teman.
§ Memelihara lingkungan rumah
yang adekuat dan memuaskan terkait dengan status kesehatan dan ekonomi
§ Menyiapkan pendapatan yang
memadai
§ Memelihara tingkat kesehatan
yang maksimal
§ Mendapatkan perawatan
kesehatan dan gigi yang komprehensif
§ Memelihara kebersihan diri
§ Menjaga komunikasi dan
kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman
§ Memelihara keterlibatan sosial,
sipil dan politisi
§ Memulai hobi baru (selain
kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan status
§ Mengakui dan merasakan bahwa
ia dibutuhkan
§ Menemukan arti hidup setelah
pension dan saat menghadapi penyakit diri dan pasangan hidup dan kematian
pasangan hidup dan orang yang disayangi; menyesuaikan diri dengan orang yang
disayangi
§ Membangun filosofi hidup
yang bermakna dan menemukan kenyamanan dalam filosofi atau agama.
E.
Batasan Lanjut Usia
Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia WHO dalam
Psychologymania,
2013 batasan lanjut usia meliputi :
·
Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59
tahun.
·
Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
·
Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
·
Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
F.
Pathway Proses Menua
G.
Tanda dan Gejala
Tanda dan
Gejala menurut Patricia Gonce Morton
dkk, 2011 yaitu:
1.
Perubahan Organik
a)
Jumlah jaringan ikat dan kolagen meningkat.
b)
Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital
lainnya menghilang.
c)
Jumlah sel yang berfungsi normal menurun.
d)
Jumlah lemak meningkat.
e)
Penggunaan oksigen menurun.
f)
Selama istirahat, jumlah darah yang dipompakan menurun.
g)
Jumlah udara yang diekspirasi paru lebih sedikit.
h)
Ekskresi hormon menurun.
i)
Aktivitas sensorik dan persepsi menurun
j)
Penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat menurun.
k)
Lumen arteri menebal
2.
Sistem Persarafan
Tanda:
a)
Penurunan jumlah neuron dan peningkatan ukuran dan jumlah sel
neuroglial.
b)
Penurunan syaraf dan serabut syaraf.
c)
Atrofi otak dan peningkatan ruang mati dalam kranim
d)
Penebalan leptomeninges di medulla spinalis.
Gejala:
a)
Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera
serebrovaskuler, parkinsonisme
b)
Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambat
c)
Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedang
d)
Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah pendek,
dan menekukke depan
e)
Peningkatan risiko hemoragi sebelum muncul gejala
3.
Sistem Pendengaran.
Tanda :
a)
Hilangnya neuron auditorius
b)
Kehilangan pendengaran dari frekuensi tinggi ke frekuensi
rendah
c)
Peningkatan serumen
d)
Angiosklerosis telinga
Gejala
a)
Penurunan ketajaman pendengaran dan isolasi social
(khususnya, penurunan kemampuan untuk mendengar konsonan)
b)
Sulit mendengar, khususnya bila ada suara latar belakang yang
mengganggu, atau bila percakapan cepat.
c)
Impaksi serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
4.
Sistem Penglihatan
Tanda :
a)
Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut
b)
Penumpukan pigmen.
c)
Penurunan kecepatan gerakan mata.
d)
Atrofi otot silier.
e)
Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensa
f)
Penurunan sekresi air mata.
Gejala :
a)
Penurunan ketajaman penglihatan,lapang penglihatan, dan
adaptasi terhadap terang/gelap
b)
Peningkatan kepekaan terhadap cahaya yang menyilaukan
c)
Peningkatan insiden glaucoma
d)
Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan kejadian jatuh
e)
Kurang dapat membedakan warna biru, hijau,dan violet
f)
Peningkatan kekeringandan iritasi mata.
5.
Sistem Kardiovaskuler
Tanda :
a)
Atrofi serat otot yang melapisi endokardium
b)
Aterosklerosis pembuluh darah
c)
Peningkatan tekanan darah sistolik.
d)
Penurunan komplian ventrikel kiri.
e)
Penurunan jumlah sel pacemaker
f)
Penurunan kepekaan terhadap baroreseptor.
Gejala:
a)
Peningkatan tekanan darah
b)
Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4
terdengar
c)
Peningkatan aritmia
d)
Peningkatan resiko hipotensi pada perubahan posisi
e)
Menuver valsava dapat menyebabkan penurunan tekanan darah
f)
Penurunan toleransi
6.
Sistem Respirasi
Tanda:
a)
Penurunan elastisitas jaringan paru.
b)
Kalsifikasi dinding dada.
c)
Atrofi silia.
d)
Penurunan kekuatan otot pernafasan.
e)
Penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2).
Gejala:
a)
Penurunan efisiensi pertukaran ventilasi
b)
Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan atelektasis
c)
Peningkatan resiko aspirasi
d)
Penurunan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia
e)
Peningkatan kepekaan terhadap narkotik
7.
Sistem Gastrointestinal
Tanda:
a)
Penurunan ukuran hati.
b)
Penurunan tonus otot pada usus.
c)
Pengosongan esophagus makin lambat
d)
Penurunan sekresi asam lambung.
e)
Atrofi lapisan mukosa
Gejala:
a)
Perubahan asupan akibat penurunan nafsu makan
b)
Ketidaknyamanan setelah makan karena jalannya makanan
melambat
c)
Penurunan penyerapan kalsium dan besi
d)
Peningkatan resiko konstipasi, spasme esophagus, dan penyakit
divertikuler
8.
Sistem Reproduksi
Tanda:
a)
Atrofi dan fibrosis dinding serviks dan uterus
b)
Penurunan elastisitas vagina dan lubrikasi
c)
Penurunan hormone dan oosit.
d)
Involusi jaringan kelenjar mamae.
e)
Poliferasi jaringan stroma dan glandular
Gejala :
a)
kekeringan vagina dan rasa terbakar dan nyeri saat koitus
b)
penurunan volume cairan semina dan kekuatan ejakulasi
c)
penurunan elevasi testis
d)
hipertrofi prostat
e)
jaringan ikat payudara digantikan dengan jaringan lemak,
sehingga pemeriksaan payudara lebih mudah dilakukan
9.
Sistem Perkemihan
Tanda:
a)
Penurunan masa ginjal
b)
Tidak ada glomerulus
c)
Penurunan jumlah nefron yang berfungsi
d)
Perubahan dinding pembuluh darah kecil
e)
Penurunan tonus otot kandung kemih
Gejala:
a)
Penurunan GFR
b)
Penurunan kemampuan penghematan natrium
c)
Peningkatan BUN
d)
Penurunan aliran darah ginjal
e)
Penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan urin
residual
f)
Peningkatan urgensi
10.
Sistem Endokrin
Tanda:
a)
Penurunan testosterone, hormone pertumbuhan, insulin,
androgen, aldosteron, hormone tiroid
b)
Penurunan termoregulasi
c)
Penurunan respons demam
d)
Peningkatan nodularitas dan fibrosis pada tiroid
e)
Penurunan laju metabolic basal
Gejala:
a)
Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti
pembedahan
b)
Penurunan berkeringat dan menggigil dan pengaturan suhu
c)
Penurunan respons insulin, toleransi glukosa
d)
Penurunan kepekaan tubulus ginjal terhadap hormone
antidiuretik
e)
Penambahan berat badan
f)
Peningkatan insiden penyakit tiroid
11.
Sistem Kulit Integumen
Tanda:
a)
Hilangnya ketebalan dermis dan epidermis
b)
Pendataran papilla
c)
Atrofi kelenjar keringat
d)
Penurunan vaskularisasi
e)
Cross-link kolagen
f)
Tidak adanya lemak sub kutan
g)
Penurunan melanosit
h)
Penurunan poliferasi dan fibroblas
Gejala:
a)
Penipisan kulit dan rentan sekali robek
b)
Kekeringan dan pruritus
c)
Penurunan keringat dan kemampuan mengatur panas tubuh
d)
Peningkatan kerutan dan kelemahan kulit
e)
Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan
menyebabkan timbulnya nyeri
f)
Penyembuhan luka makin lama
12.
Sistem Muskuloskletal
Tanda:
a)
Penurunan massa otot
b)
Penurunan aktivitas myosin adenosine tripospat
c)
Perburukan dan kekeringan pada kartilago sendi
d)
Penurunan massa tulang dan aktivitas osteoblast
Gejala:
a)
Penurunan kekuatan otot
b)
Penurunan densitas tulang
c)
Penurunan tinggi badan
d)
Nyeri dan kekakuan pada sendi
e)
Peningkatan risiko fraktur
f)
Perubahan cara berjalan dan postur
H.
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang
perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan yang
sering dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya gangguan /
penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
1.
Pemerikasaan hematologi rutin
2.
Urin rutin
3.
Glukosa
4.
Profil lipid
5.
Alkalin pospat
6.
Fungsi hati
7.
Fungsi ginjal
8.
Fungsi tiroid
9.
Pemeriksaan feses rutin
I.
Pengkajian
Perawat mengkaji perubahan
pada perkembanga fisiologis, kognitif dan perilaku sosial pada lansia
a.
Perubahan fisiologis
§ Perubahan fisik penuaan
normal yang perlu dikaji :
Sistem
|
Temuan Normal
|
|
Integumen
|
Warna kulit
|
Pigmentasi
berbintik/bernoda diarea yang terpajan sinar matahari, pucat meskipun tidak
anemia
|
Kelembaban
|
Kering, kondisi bersisik
|
|
Suhu
|
Ekstremitas lebih dingin,
penurunan perspirasi
|
|
Tekstur
|
Penurunan elastisitas,
kerutan, kondisi berlipat, kendur
|
|
Distribusi lemak
|
Penurunan jumlah lemak
pada ekstremitas, peningkatan jumlah diabdomen
|
|
Rambut
|
Penipisan rambut
|
|
Kuku
|
Penurunan laju pertumbuhan
|
|
Kepala dan leher
|
Kepala
|
Tulang nasal, wajah
menajam, & angular
|
Mata
|
Penurunan ketajaman
penglihatan, akomodasi, adaptasi dalam gelap, sensivitas terhadpa cahaya
|
|
telinga
|
Penurunan menbedakan nada,
berkurangnya reflek ringan, pendengaran kurang
|
|
Mulut, faring
|
Penurunan pengecapan,
aropi papilla ujung lateral lidah
|
|
leher
|
Kelenjar tiroid nodular
|
|
Thoraxs & paru-paru
|
Peningkatan diameter
antero-posterior, peningkatan rigitas dada, peningkatan RR dengan penurunan
ekspansi paru, peningkatan resistensi jalan nafas
|
|
Sist Jantung & Vascular
|
Peningkatan sistolik,
perubahan DJJ saat istirahat, nadi perifer mudah dipalpasi, ekstremitas bawah
dingin
|
|
Payudara
|
Berkurangnnya jaringan
payudara, kondisi menggantung dan mengendur
|
|
Sist Pencernaan
|
Penurunan sekresi keljar
saliva, peristatik, enzim digestif, konstppasi
|
|
Sist Reproduksi
|
wanita
|
Penurunan estrogen, ukuran
uterus, atropi vagina
|
pria
|
Penurunan testosteron,
jumlah sperma, testis
|
|
Sist Perkemihan
|
Penurunan filtrasi renal,
nokturia, penurunan kapasitas kandung kemih, inkontenensia
|
|
wanita
|
Inkontenensia urgensi
& stress, penurunan tonus otot perineal
|
|
pria
|
Sering berkemih & retensi
urine.
|
|
Sist muskoloskeletal
|
Penurunan masa &
kekuatan otot, demineralisasi tulang, pemendekan fosa karena penyempitan
rongga intravertebral, penurunan mobilitas sendi, rentang gerak
|
|
Sistem Neurologi
|
Penurunan laju reflek,
penurunan kemampuan berespon terhadap stimulus ganda, insomia, periode tidur
singkat
|
·
Pengkajian status fungsional :
Pengkajian status fungsional
adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari – hari secara mandiri.Indeks Katz adalah alat yang secara luas digunakan
untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis.
Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan mengukur efek tindakan
yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini merentang kekuatan
pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen
dan makan.
§ Tingkat Kemandirian Lansia :
A : kemandirian dalam hal makan, kontinen,
berpindah, ke kamar mandi, berpakaian dan mandi
B : kemandirian dalam semua aktivitas hidup
sehari – hari, kecuali satu dari fungsi tambahan
C : kemandirian dalam semua aktivitas hidup
sehari – hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D : kemandirian dalam semua aktivitas hidup
sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E
: kemandirian dalam semua aktivitas
hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan
F : kemandirian dalam semua aktivitas hidup
sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil
G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
b.
Perubahan Kognitif
Kebanyakan trauma psikologis
dan emosi pada masa lanisa muncul akibat kesalahan konsep karena lansia
mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi perubahan struktur dan fisiologi yang
terjadi pada otak selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan adaptif & fungsi
secara nyata (ebersole &hess, 1994)
Pengkajian status kognitif
·
SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi
adanya dan tingkat kerusakan intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai
orientasi, memori dalam hubungan dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh
dan kemam[uan matematis.
·
MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dari
fungsi mental, orientasi, registrasi,perhatian dank kalkulasi, mengingat
kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha 30, dengan nialu
21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan
penyelidikan leboh lanjut.
·
Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang
menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang behubungan dengan depresi. Setiap
hal direntang dengan menggunakan skala 4 poin untuk menandakan intensitas
gejala
c.
Perubahan psikososial
Lansia harus beradaptasi
pada perubahan psikososial yang terjadi pada penuaan.
Meskipun perubahan tersebut
bervariasi, tetapi beberapa perubahan biasa terjadi pada mayoritas lansia.
·
Pengkajian Sosial
Hubungan lansia dengan
keluarga memerankan peran sentral pada seluruh tingkat
kesehatan dan kesejahteraan
lansia. Alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi social
lansia adalah APGAR Keluarga. Instrument disesuaikan untuk digunakan pada klien
yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-temannya atau dengan
keluarga. Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi, nilai 4 – 6
disfungsi keluarga sedang.
A : Adaptation
P : Partnership
G :Growth
A :Affection
R : Resolve
·
Keamanan Rumah
Perawat wajib mengobservasi
lingkungan rumah lansia untuk menjamin tidak adanya bahaya yang akan
menempatkan lansia pada resiko cidera.
Faktor lingkungan yang harus diperhatikan
:
ü Penerangan adekuat di tangga,
jalan masuk & pada malam hari
ü Jalan bersih
ü Pengaturan dapur dan kamar
mandi tepat
ü Alas kaki stabil dan anti
slip
ü Kain anti licin atau keset
ü Pegangan kokoh pada tangga /
kamar mandi
J.
Diagnosa Keperawatan yang
Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul menurut Wilkinson, 2011 (Berdasarkan NANDA 2011)
·
Defisit perawatan diri : berpakaian, makan, eliminasi
·
Gangguan sensori persepsi (tipe penglihatan, pendengaran,
taktil, olfaktori)
·
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
·
Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif,
salah interpretasi, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, tidak
familier dengan sumber informasi
·
Resiko cedera
·
Hambatan
interaksi sosial
·
Kerusakan memori
DAFTAR PUSTAKA
Patricia Gonce Morton
et.al. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan
Asuhan Holistic ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC
Potter
dan Perry. 2005. Fundamental keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.
Psychologymania. 2012. Pengertian-lansia-lanjut-usia. Diakses
pada hari Minggu, 07 Desember 2014. http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-lanjut-usia.html
Stanley, Mickey
dan Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku
Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
Wilkinson,
Judith. 2011. Buku saku diagnosa
keperawatan: diagnose NANDA, intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, ed.9. Alih
bahasa, Esty Wahyuningsih; editor edisi bahasa Indonesia, Dwi Widiarti.
Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment